Berita

Gunung Sinabung
Berastagi, Sumut, 31/8 (ANTARA) – Ratusan hektare tanaman petani Desa Bekera, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara terancam mati akibat tertutup partikel belerang dan debu vulkanik yang disemburkan Gunung Sinabung saat meletus Minggu (29/8) sekitar pukul 00.08 WIB.
Kepala Desa Bekera Naik Sembiring (36) kepada ANTARA di lokasi Jambur Teras Kota Berastagi, Selasa, mengatakan, tanaman itu adalah kopi, coklat, jagung, padi, sayur-sayuran berupa kol, kubis, wartel dan lainnya yang baru saja ditanami warga.
Luas tanaman warga Desa Bekera itu mencapai 500 hektare lebih, dan 100 hektare di antaranya ditanami kopi.
Tanaman milik warga yang dikhawatirkan tidak akan hidup atau gagal panen itu, dikarenakan bagian daun tanaman seluruhnya tertutup partikel dan debu vulkanik yang sangat panas.
“Debu panas penyebab matinya tanaman itu, karena daunnya akan mengalami layu dan gosong,” kata Sembiring yang baru tiga bulan dipercaya memimpin desa tersebut.
Ia mengatakan, bila hujan turun, maka tanaman itu bisa selamat dan tumbuh kembali seperti semula, karena partikel belerang dan debu vulkanik itu akan turun ke tanah dibawa air.
Bahkan, jelasnya, tanaman tersebut juga bisa makin jadi subur, karena partikel belerang dan debu vulkanik merupakan pupuk yang sangat bagus bila diserap oleh akar.
Namun, selama tiga hari ini setelah meletusnya Gunung Sinabung itu, lokasi Desa Bekera tidak ada turun hujan, dan cuaca di perkampungan itu sangat panas.
Selain itu, selama dua hari ini Gunung Sinabung itu masih terus mengeluarkan asap tebal bercampur debu vulkanik.
“Kami berharap dalam beberapa hari ini hujan turun, sehingga bisa meyelamatkan tanaman warga yang tertutup partikel belerang itu. Hanya ini lah harta warga yang bisa membiayai hidup anak-anak mereka,” katanya.
Ketika ditanyakan kondisi warga Desa Bekera saat meletusnya Gunung Sinabung itu, Sembiring mengatakan, seluruh warga terpaksa mingggalkan lokasi, demi keselamatan diri mereka.
“Letusan itu cukup kuat dan terjadi beberapa kali dan mengeluarkan percikan api panas, serta semburan partikel belerang dan debu vulkanik mencapai ribuan meter,” katanya.
Warga desa yang berjumlah lebih 300 kepala keluarga itu terpaksa meningalkan seluruh harta bendanya, yang bisa mereka bawa adalah baju di badan beserta jaket.
“Kami lebih mengutamakan keselamatan dari pada harta yang ada di rumah. Ini lah makanya kami terpaksa mengungsi di Jambur Taras Kota Berastagi,” kata Sembiring.
Sementara itu, jumlah pengungsi akibat meletusnya Gunung Sinabung yang tinggal di Jambur Taras Kota Berastagi mencapai 2.337 jiwa dari berbagai desa di Kabupaten Karo.
30.052 Pengungsi
Data yang diperoleh melalui Dinas Kominfo Kabupaten Tanah Karo, jumlah pengungsi akibat meletusnya Gunung Sinabung itu, hingga Senin (30/8) pukul 19.00 WIB, tercatat sebanyak 30.052 jiwa yang di tampung di sepuluh lokasi di kota itu.
Gunung Sinabung itu memiliki ketinggian 2.640 meter di atas permukaan laut. Kordinat puncak Gunung Sinabung adalah 3 derajat 10 menit LU, 98 derajat 23 menit BT.
Gunung ini menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara, yang jaraknya lebih kurang sekitar 25 km arah Selatan Kota Kabanjahe atau 110 km arah barat Kota Medan.***3***