Senin, 19 September 2016

Mengenal Susu Almond

Istilah susu umumnya dikenal sebagai cairan yang diproduksi dari kelenjar susu makhluk mamalia (menyusui). Namun sekarang banyak dikenal produk-produk susu yang dihasilkan dari bahan nabati seperti kacang-kacangan, misalnya susu kedelai, susu almond, susu mete, susu kacang hijau ataupun susu dari jenis kacang-kacangan lain. Selain itu juga dikenal susu yang terbuat dari jagung dan dikenal sebagai susu jagung.
Sehingga istilah susu didefinisikan lebih luas lagi menjadi cairan keruh yang dihasilkan dari ektraksi.
Berbagai jenis susu yang dihasilkan dari bahan nabati muncul sebagai akibat dari kebutuhan akan sumber nutrisi yang menyerupai susu namun aman bagi konsumen yang memiliki intoleransi terhadap produk susu hewani.
Orang-orang yang memiliki kondisi intoleransi terhadap susu hewani seperti alergi terhadap susu sapi akan mengalami diare dan efek alergi yang lain seperti ruam-ruam pada kulit, gatal, dan sebagainya.
Selain sebagai minuman pengganti susu hewani, susu nabati juga memiliki manfaat lain.

Manfaat Susu Almond

Manfaat gizi dari susu almond termasuk menurunkan kadar gula darah dan mengobati sembelit, dan manfaat ini bahkan dapat diperoleh dengan meminumnya. 
 Bebas Laktosa
Laktosa adalah gula yang ditemukan dalam susu sapi. Banyak orang yang tidak toleran laktosa, dan konsumsi susu menyebabkan ketidaknyamanan di perut, kembung, dan diare pada orang tersebut. Susu almond diekstrak dari kacang almond, karena itu adalah berasal dari tanaman dan tidak mengandung laktosa.
 Penuh Nutrisi Esensial
Almond kaya akan protein dan penuh vitamin E, magnesium, selenium, mangan, seng, kalium, serat, zat besi, fosfor, dan kalsium. Karena penuh flavonoid sehat, membantu menurunkan kolesterol LDL dan melindungi jantung. Tingginya kadar vitamin E memastikan antioksidan kuat dalam tubuh. Antioksidan menghambat pertumbuhan radikal bebas yang diketahui menyebabkan kanker. Susu almond mengandung banyak nutrisi penting, maka tidak seperti susu lainnya, tidak perlu diperkaya dengan vitamin dan mineral.
 Rendah Kalori
Sedikit kalori, tidak ada kolesterol dan lemak jenuh membuat minuman ini sangat sehat dan baik bagi orang yang mencoba untuk menurunkan berat badan. Kekuatan yang dikemas dengan nutrisi, manfaatnya bagi kesehatan akan membuat Anda tetap sehat dan bugar.
 Pilihan Sehat untuk Penderita Diabetes
Karbohidrat yang dikonsumsi melalui berbagai makanan dipecah menjadi gula, sehingga meningkatkan kadar gula dalam tubuh. Hal ini tidak diinginkan pada individu diabetes. Susu almond merupakan alternatif yang lebih baik daripada susu sapi untuk penderita diabetes karena memiliki jumlah yang lebih rendah karbohidrat dan kalori. Tubuh mampu sepenuhnya mencerna gula dan memperoleh energi untuk berfungsi lebih baik karena sifat glikemik rendah.
 Bermanfaat untuk Mata dan Kulit
Susu almond murni juga memastikan kesehatan untuk kulit dan mata. Ini mengandung Vitamin E dan Vitamin A dalam jumlah moderat yang diperlukan untuk menjaga kulit yang sehat dan menjaga mata dalam kondisi yang baik.

INFORMASI LEBIH LANJUT UNTUK MANFAAT SUSU NABATI LAIN....IKUTI LANJUTANNYA YA....

Selasa, 31 Agustus 2010

Pengeringan Pangan

1. Pengeringan alamiah menggunakan panas matahari
Pengeringan hasil pertanian dengan menggunakan energi matahari biasanya dilakukan dengan menjemur bahan diatas alas jemuran atau lamporan, yaitu suatu permukaan yang luasnya dapat dibuat dari berbagai bahan padat. Sesuai dengan sistem dan peralatannya serta pertimbangan faktor ekonomis, alat jemur dapat dibuat dari anyaman tikar, anyaman bambu, lembaran seng, lantai batu bata atau lantai semen.
Pengeringan ini adalah pengeringan yang paling sederhana (dengan cara penjemuran). Penjemuran adalah usaha pembuangan atau penurunan kadar air suatu bahan untuk memperoleh tingkat kadar air yang cukup aman disimpan, yaitu yang tingkat kadar airnya seimbang dengan lingkungannya.
2. Pengeringan menggunakan bahan bakar
  • Bahan bakar sebagai sumber panas (bahan bakar cair, padat,  listrik) misal : BBM, batu bara, limbah biomasa yaitu arang, kayu, sekam, serbuk gergaji dll.
  • Pengeringan ini disebut juga dengan pengeringan mekanis
  • Jenis-jenis pengeringan mekanis adalah Tray Dryer,  Rotary Dryer, Spray Dryer, Freeze Dryer
a. Tray dryer (alat pengering berbentuk rak)
  • Bentuknya persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat  bahan yang akan dikeringkan
  • Cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran
  • Sering digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar
  • Waktu pengeringan umumnya lama (1-6 jam)

b. Rotary Dryer (Pengering berputar)
  • Pengering kontak langsung yang beroperasi secara kontinyu, terdiri atas cangkang silinder yang berputarperlahan, biasanya dimiringkan beberapa derajat dari bidang horizontal untuk membantu perpindahan umpan basah yang dimasukkan pada atas ujung drum.
  • Bahan kering dikeluarkan pada ujung bawah
  • Waktu pengeringan cepat ( 10 s/d 60 menit).
  • Cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran

c. Freeze dryer (Pengering beku)
  • cocok untuk padatan yang sangat sensitif panas (bahan bioteknologis tertentu, bahan farmasi, pangan dengan kandungan flavor tinggi.
  • Pengeringan terjadi di bawah titik triple cairan dengan menyublim air beku menjadi uap, yang kemudian dikeluarkan dari ruang pengering dengan pompa vakum mekanis
  • Menghasilkan produk bermutu tinggi dibandingkan dengan teknik dehidrasi lain.

d. Spray dryer (pengering semprot)
  • cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta berbentuk pasta (susu,zat pewarna, bahan farmasi)
  • Kapasitas beberapa kg per jam hingga 50 ton per jam penguapan (20000 pengering semprot)
  • Umpan yang diatomisasi dala bentuk percikan disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik

3. Pengeringan gabungan
  • Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan menggunakan energi sinar matahari dan bahan bakar minyak atau biomass yang menggunakan konveksi paksa (udara panas dikumpulkan dalam kolektor kemudian dihembus ke komoditi).
  • Latar belakang : karena Temperatur lingkungan hanya sekitar 33 °C, sedangkan temperatur pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60-70°C
  • Oleh karena itu perlu ditingkatkan temperatur lingkungan dengan cara mengumpulkan udara dalam suatu kolektor surya dan menghembuskannya ke komoditi. (digunakan blower atau kipas angin ).
Contoh:
  1. Alat pengering energi surya tipe lorong
  2. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong
  3. Alat pengering rumah asap
  4. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya.
a. Alat pengering energi surya tipe lorong
  • terdiri atas kipas angin sentrifugal, pemanas udara (kolektor) dan lorong pengering.
  • Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup dengan plastik transparan.
  • Alat pengering dipasang dengan arah membujur utara-selatan dan diletakkan diatas tanah.
  • Udara pengering yang dihasilkan dalam kolektor dihembuskan ke komoditi dengan kccepatan 400 – 900 m3/jam agar tercapai temperatur pengeringan 40 – 60 OC.

b.  Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong
  • Alat pengering tipe lorong diatas dimodifikasi menjadi alat pengering energi surya dan biomass
  • Ruang pengering dan kolektor dipasang pada satu sumbu supaya kehilangan tekanan udara menjadi lebih kecil. Kipas dengan tenaga listrik 60 watt dapat berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab 32 watt dengan penggerak photovoltaik dapat dipakai pada sistem tersebut
  • Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga dengan batako setinggi 60 cm dari tanah.
  • Pada alat pengering yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan tungku biomass dimana alat penukar panas yang terbuat dari plat baja, agar pada waktu hujan atau malam hari masih dapat dilakukan operasi pengeringan.

c. Alat pengering rumah asap
  • Alat ini terdiri atas : plat pemanas matahari yang dihubungkan dengan ruang pengering. Di dalam ruang pengering yang berbentuk rumah yang pada bagian atasnya terdapat penggantung komoditas.
  • Sebagian dari udara buang dikembalikan ke plat pemanas sehingga temperatur kembali dapat dinaikkan menjadi 45 – 60°C. Untuk mengurangi ketergantungan pada kondisi cuaca, alat ini dilengkapi dengan tungku biomass yang dipasang dibawah rumah asap.

d. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya.
  • atap seluas 100 m2 dan berfungsi juga sebagai kolektor matahari. Udara masuk ke kolektor sehingga menjadi panas. Dengan menggunakan kipas angin (blower), udara panas tersebut kemudian “ditarik” dan dihembus ke tempat pengering. Pemasangan atap dibuat dengan kemiringan 10° pada arah utara-selatan.
  • Rumah pengering ini dirancang untuk memeroses 2-3 ton biji kakao basah, menggunakan 4 buah blower aksial.
  • unit ini mampu berfungsi dengan efektif. Satu siklus pengolahan berlangsung selama 5 hari. Dengan pengoperasian tungku pada malam hari, waktu pengeringan lebih singkat yaitu sekitar 36-44 jam.

Sumber : http://www.grainsysteminternational.com

Pengeringan Buatan


Di Indonesia, pengeringan biji-bijian dengan menggunakan alat pengering belum lazim digunakan. Kalaupun ada, masih sangat terbatas penggunaannya. Metode pengeringan buatan yang telah dikembangkan dan diujicobakan antara lain adalah alat pengering surya (solar dryer), alat pengering tungku dan alat pengering tenaga listrik.
Beberapa jenis alat pengering yang dapat digunakan antara lain adalah : Flat Bed-type Dryer, Upright-Type Forced Air Dryer, Circulation Dryer, dan Continuous Flow Dryer. Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa penggunaan alat pengering buatan adalah untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang diakibatkan oleh metode pengeringan alami (penjemuran).
Pada dasarnya, metode pengeringan buatan dilakukan melalui pemberian panas yang relatif konstan terhadap bahan pangan atau biji-bijian, sehingga proses pengeringan dapat berlangsung dengan cepat dengan hasil yang maksimal. Dengan pengeringan buatan diharapkan kandungan air mula-mula sekitar 30 % akan turun sedemikian rupa hingga mencapai kadar air 12 – 16 %. Pada kadar air tersebut, gabah telah cukup siap untuk pengolahan lebih lanjut (penggilingan) ataupun telah cukup aman dalam penyimpanan.
Pengeringan buatan atau pengeringan mekanis dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
a. Pengeringan kontinyu/berkesinambungan (continuous drying), dimana pemasukan dan pengeluaran bahan berjalan terus menerus.
b. Pengeringan tumpukan (batch drying), bahan masuk ke alat pengering sampai pengeluaran hasil kering, kemudian baru dimasukkan bahan berikutnya.
Pada metode berkesinambungan, bahan bergerak melalui ruang pengering dan mengalami
kontak dengan udara panas secara paralel atau berlawanan. Pada metode tumpukan terdapat tiga jenis yaitu :
  1. Pengeringan langsung (direct drying), bahan yang dikeringkan langsung berhubungan dengan udara yang dipanaskan.
  2. Pengeringan tidak langsung (indirect drying), udara panas berhubungan dengan bahan melalui perantara, umumnya berupa dinding-dinding atau tempat meletakkan bahan. Bahan akan kontak dengan panas secara konduksi.
  3. Pengeringan beku (freeze drying), dalam hal ini bahan ditempatkan pada tempat hampa udara, lalu dialiri udara yang sangat dingin melalui saluran udara sehingga air bahan mengalami sublimasi yang kemudian dipompa ke luar ruang pendingin.
Esmay dan Soemangat (1973) membagi cara pengeringan secara umum ke dalam empat golongan menurut suhu udara pengeringnya, yaitu :
a. Cara pengeringan dengan suhu sangat rendah (ultra low temperature drying system)
b. Cara pengeringan dengan suhu rendah (low temperature drying system)
c. Cara pengeringan dengan suhu tinggi (high temperature drying system)
d. Cara pengeringan dengan suhu sangat tinggi (ultra high temperature drying system).
Menurut Khan (1964), pengeringan gabah yang akan digunakan untuk benih digunakan suhu 43o C, dan menurut Esmay (1970) cara pengeringan dengan suhu 35o C – 45o C baik dan sesuai untuk diterapkan di daerah tropis karena dengan cara ini dapat digunakan alat pengering jenis bak sehingga mudah diterapkan di desa-desa atau pada organisasi petani di negara sedang berkembang. Pengeringan jagung untuk keperluan konsumsi, suhu udara pengeringannya adalah 77o C – 82o C, sedangkan untuk keperluan benih suhu udara pengeringan hanya 42o C – 46o C (Holman dan Snitzler, 1961). Metode pengeringan jagung untuk konsumsi yang dipercepat mempergunakan suhu antara 93o C – 116o C (Thompson dan Foster, 1969).
Menurut Laforteza (1950), padi yang akan disimpan setelah panen akan aman dari kerusakan dengan pengeringan selama 6 – 12 jam, pada suhu pengeringan 43o C – 54o C.
Pada keadaan tersebut kandungan air akan tereduksi sampai mencapai 13 – 14 %. Selanjutnya Catambay dkk. (1960) mengemukakan bahwa dengan pengeringan akan menghasilkan padi (gabah) yang kemudian digiling berkualitas baik kalau pengeringan dilakukan pada suhu 48o C – 60o C.
Lanuza (1967) melakukan proses pengeringan dengan cara penjemuran dan pengeringan buatan pada berbagai suhu dan kadar air awal. Hasilnya, semakin tinggi suhu pengeringan (sampai 60o C), semakin banyak jumlah air yang diuapkan dengan waktu pengeringan yang semakin cepat. Namun, konsekuensinya adalah penggunaan bahan bakar yang semakin banyak dengan semakin tinggi suhu yang digunakan, sementara penjemuran tidak memerlukan bahan bakar sama sekali. Diinformasikan pula bahwa proses penjemuran dilaksanakan selama 2 – 3 hari (jam 9.00 – 15.00) dengan cuaca terang.
Oleh : Marsetio, Ir.,MS.
Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Pengeringan dan Penyimpanan Biji-Bijian

Selasa, 24 Agustus 2010

Sehat dengan Produk Organik

Sadarkah Anda bahwa tubuh kita terkontaminasi racun yang berasal dari makanan sehari-hari? Residu pestisida, sisa hormon pemacu pertumbuhan, kandungan antibiotik, MSG (monosodium glutamat), bahan pengawet, dan bahan tambahan lain yang bisa berdampak negatif pada tubuh.
Jika terkonsumsi, bahan-bahan ini harus dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi tubuh. Sayangnya, apabila organ-organ ekskresi bekerja terus-menerus akan ada dampaknya. Yaitu munculnya penyakit ringan seperti influenza, hingga yang sistemik, seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, bahkan kegagalan fungsi organ yang merupakan ancaman jangka panjang dari mengonsumsi makanan tak sehat.
Salah satu yang bisa meminimalisasi ancaman itu adalah pola hidup sehat. Ini bisa dimulai dengan mengonsumsi makanan yang minim toksin. Makanan ini dikenal sebagai makanan organik: makanan bebas bahan tambahan dan diproses dengan metode, material, dan manipulasi buatan, seperti pematangan secara kimiawi, radiasi makanan, dan modifikasi genetik.
Makanan organik bermanfaat membuat kerja organ jadi lebih ringan. Dampak jangka panjangnya, daya tahan tubuh jadi meningkat. Konsumen produk organik akan merasakan tubuhnya jadi lebih bugar dan tak mudah terserang penyakit.
“Dampak positif lainnya, bisa menurunkan risiko gejala alergi, asma, jerawat, dan dermatitis. Orang-orang dengan alergi yang mengonsumsi produk organik pun akan merasakan gejalanya jadi lebih jarang timbul,” papar dr Angela C. Ardhianie N, konsultan kesehatan dari Healthy Choice, Indonesia.

Sertifikasi organik
Produsen bahan makanan organik yang mengklaim produknya sangat sehat dikonsumsi dan bebas kontaminasi bahan kimia, kini makin banyak saja. Tak hanya produk pertanian segar seperti sayur dan buah, tapi juga produk peternakan, olahan, dan bumbu dapur. Saking banyaknya produk yang mengklaim organik, adakalanya timbul tanda tanya, apakah semuanya benar-benar organik? Bagaimana memastikan itu produk benar-benar organik? Bagaimana pula jika produknya merupakan olahan seperti kecap atau bumbu masak?
Untuk menjawabnya, Angela menekankan, yang dimaksud organik sebenarnya lebih mengacu pada proses dan jaminan bebas bahan kimia maupun rekayasa genetik. Maka, perlu dilakukan sertifikasi oleh badan berwenang yang juga melakukan standarisasi dan penyelidikan terhadap proses produksi terhadap produk organik.
Beberapa badan berwenang yang memberikan izin sertifikasi ini di antaranya Eco-regulation (Uni Eropa), The National Organic Program (Departemen Pertanian Amerika), National Association for Sustainable Agriculture Australia–Organic Standard, Canada Gazette dan Government of Canada, National Program for Organic Production (India), JAS/ Japan Agricultural Standards (Jepang), dan Agriculture Biologique (Perancis).
Produk pertanian, seperti beras, sayur, buah, rempah-rempah, kacang-kacangan, dan kopi, dikatakan layak sebagai produk organik jika proses produksinya sesuai standar yang ditetapkan. Bibit tanamannya harus bebas rekayasa genetik, tanah bebas bahan kimia, proses penanaman bebas penggunaan bahan kimia dan hormon, hingga ke level aman dari kontaminasi pertanian konvensional yang pakai bahan kimia, seperti pupuk anorganik dan pestisida.
Peternakan pun tak jauh berbeda. Pemilihan bibitnya bebas rekayasa, pakan berasal dari pertanian organik saja, tak menggunakan hormon pemacu pertumbuhan, hingga antibiotik dalam pemeliharaan hewan. Setelah itu barulah bisa dipastikan, baik daging, susu, telur, dan lainnya, sebagai produk organik. Untuk produk olahan, seperti kecap, saus, minyak, olahan susu, dan sejenisnya, setidaknya 90-95 persen bahan yang digunakan adalah produk organik.

Ciri-ciri produk organik
Ada tiga cara untuk mengetahui apakah bahan makanan segar di supermarket merupakan produk organik.
1. Label. Lihat daftar komposisi pada kemasan. Bahan olahan seperti kecap, bumbu, minyak, dan lainnya, seharusnya memiliki bahan baku organik paling tidak 90 persen.
2. Sertifikasi. Lihat sertifikasi organik yang mungkin dikeluarkan oleh beberapa lembaga berwenang dari luar negeri atau Bio-cert. 
3.  Lihat cirinya. Produk organik segar (sayur dan buah) biasanya berpenampilan tak sempurna. Kadang ditemukan beberapa lubang bekas gigitan ulat, tapi berwarna lebih tajam. Untuk buah, biasanya berwarna lebih menonjol dan tak mengilat. Mengilat adalah tanda buah itu sudah di-wax atau dilapisi lilin agar awet selama penyimpanan.

Bila hasil produk organik tidak diberi label organik, tentu sulit bagi orang awam untuk membedakannya dengan produk yang anorganik. Untuk itu, Anda memang harus lebih mengandalkan perbedaan fisik produk organik dengan yang anorganik.
Lubang-lubang di antara lembar daun sayuran biasanya disebabkan pertanian organik tak menggunakan pestisida untuk mengatasi hama. Namun meski dihiasi lubang-lubang, penampilan sayuran hijau organik umumnya berwarna lebih menarik, tajam, dan segar.
Rasa yang dihasilkan pun berbeda dengan produk pertanian biasa. Angela mencontohkan, bayam jepang yang ditanam secara organik akan memiliki rasa lebih renyah dan tak terlalu berbau. Begitu pula buah-buahan, seperti apel yang akan memiliki rasa lebih manis daripada apel yang ditanam biasa.
Sejumlah konsumen produk organik pun mengakui rasa wortel organik lebih lezat dan tak berbau. Bahkan, ketika diolah menjadi jus, wortel akan terasa lebih nikmat. Sedangkan beras organik yang dimasak menjadi nasi, juga akan lebih tahan lama dan tak mudah basi.
Dengan mengonsumsi makanan organik sebenarnya Anda sedang menabung untuk mempertahankan kesehatan di masa depan. Gaya hidup ala organik ini juga jadi pencegahan penyakit sejak awal. Beberapa konsumen produk organik, menurut pengamatan Angela, berdaya tahan tubuh lebih baik sehingga saat terserang penyakit tak menimbulkan gejala separah orang lainnya.
(Sumber : Kompas Female)

Makanan Organik

MAKANAN organik, pada dasarnya adalah semua jenis pangan yang berasal dari organisme hidup (hewan atau tumbuhan). Namun, saat ini istilah organik digunakan secara terbatas untuk produk-produk tanaman yang tidak atau hanya sedikit menggunakan pestisida dan pupuk buatan.
Manfaat beberapa jenis bahan pangan organik untuk kesehatan:
* Alpukat: baik untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan sel.
* Bawang putih: antikolesterol dan penuaan dini.
* Bawang merah: membantu pencegahan kanker perut.
* Bayam: baik untuk kesehatan otak dan kesehatan penglihatan.
* Buah berry: mencegah infeksi pada prostat dan saluran kencing.
* Brokoli: membantu tubuh membuang bahan-bahan bersifat karsinogen.
* Kol: bermanfaat bagi pencegahan kanker usus, perut dan payudara
* Tomat: membantu pencegahan kanker rahim, pankreas dan usus.
* Wortel: mencegah penuaan dini.
Manfaat makanan organik
* Bekerja membersihkan darah.
* Membuang racun yang menumpuk dalam sel.
* Membantu regenerasi sel-sel baru.
* Menjaga keseimbangan kadar asam basa tanpa obat-obatan, vitamin atau pun suplemen tambahan.
Kelebihan makanan organik
* Memiliki kandungan gizi yang lebih baik. Makanan organik rata-rata mempunyai kandungan vitamin C, mineral, serta phytonutrients (bahan dalam tanaman yang dapat melawan kanker) yang lebih tinggi ketimbang bahan pangan konvensional.
* Makanan organik lebih tahan lama hingga tidak mudah basi.
* Menghemat proses produksi dan mengurangi tingkat kerusakan lingkungan.
Bahaya makanan nonorganik
a. Efek unsur dan pestisida yang terkandung dalam makanan:
* Menyebabkan gangguan kesadaran (cognitive dysfunction) seperti sulit mengeja, membaca, menulis, membedakan warna, termasuk berbicara.
* Memperbesar risiko terhadap gangguan fisik otak.
* Salah satu penyebab kanker payudara.
* Berpotensi menyebabkan masalah pada produksi sperma.
b. Ancaman pestisida bagi manusiaan.
* Mengancam generasi penerus. Anak-anak berpotensi terkena lebih banyak pestisida daripada orang dewasa.
* Pencemaran air tanah.
* Boros energi, banyak energi yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk kimia daripada untuk mengolah dan memanen tanaman.
Tips mengonsumsi makanan Organik
* Pilihlah sayuran, buah-buahan atau daging yang memang telah meiliki label yang jelas dan resmi.
* Cucilah sayur atau buah organik dengan air yang mengalir ( keran) beberapa kali, agar sayuran terhindar dari telur ulat.
* Rebuslah sayuran dengan suhu panas yang cukup. Sehingga dapat mematikan telur atau bakteri yang menempel.(berbagai sumber)***